Skip to main content

Memancing keberkahan ilmu

Memancing berkahnya ilmu

Barakah bisa bermakna "ziyaadatul khair" (bertambahnya kebaikan). Bertambahnya kebaikan atau keberkahan dalam hidup bisa berupa banyak hal. Namun seringkali makna barakah dipersempit hanya sebatas apa yang diinginkan, sehingga parameter yang dipakai adalah kuantitas belaka, bukan pada kualitas, dan kemanfaatan dari sesuatu yang berkah tersebut.

Termasuk halnya dengan keberkahan ilmu, banyak orang yang mempersempit keberkahan ilmu sebatas pada mendapatkan pekerjaan yang layak, kehidupan yang mapan, bukan pada apakah ilmu itu mendekatkan pemiliknya kepada penciptanya.

Syaikh utsaiman berkata, “Tanda keberkahan ilmu adalah) takutnya seseorang kepada Allah Ta’ala dan bertaubat (kembali) kepada-Nya. Jika ilmu tidak menumbuhkan (membuahkan) rasa takut kepada Allah Ta’ala, bertaubat kepada-Nya, bersandarnya hati kepada-Nya, dan memuliakan kaum muslimin, maka ilmu tersebut telah kehilangan berkahnya. Bahkan, bisa jadi orang tersebut akan menutup amalnya dengan kejelekan.”

Barakah adalah ujung tombak kemanfaatan ilmu. Kita melihat hari ini, ketika zaman semakin maju, teknologi semakin canggih, dan keilmuan semakin berkembang pesat, banyak orang-orang yang mengalami disorientasi hidup. Kemanfaatan hanya diukur sebatas materi. Sehingga kita tidak benar-benar paham, mana ilmu dan mana yang bukan ilmu.

Mari sejenak merenungi bagaimana generasi-generasi terdahulu memancing berkahnya ilmu. Al-Imam An Nawawi dalam kitab at tibyan fi adabi hamalatil quran menceritakan:

وَقَدْ كَانَ بَعْضُ الْمُتَقَدِّمِيْنَ إِذَا ذَهَبَ إِلَى مُعَلِّمِهِ تَصَدَّقَ بِشَئْ ٍوَقَالَ اللَّهُمَّ اسْتُرْعَيْبَ مُعَلِّمِي عَنِّى وَلاَ تَذْهَبْ بَرَكَةَ عِلْمِهِ مِنِّى

Sebagian (Ulama) terdahulu jika berangkat menuju gurunya ia bershodaqoh dengan sesuatu kemudian berdoa: Ya Allah, tutuplah aib guruku dariku. Jangan hilangkan keberkahan ilmunya dariku.
Yang pertama, bershadaqah. Sadaqah atau berbuat kebaikan dapat membuka jalan-jalan kesulitan dalam menuntut ilmu. Maka ketika ilmu begitu sukarnya masuk pada diri seseorang, hendaknya ia memperbanyak sadaqnoah dan aman kebaikan lainnya. Karena kita tidak pernah tahu sadaqah dan kebaikan mana yang akan diterima Allah dan memancing keberkahan yang diridhoi.

Yang kedua, berdoa kepada Allah agar menutup aib guru-guru yang mengajarkan ilmu. Guru juga manusia biasa, yang mempunyai kesalahan, dan hal tersebut manusiawi. Maka tidak sepantasnya seorang murid mencari-cari kesalahan guru, bahkan menjadikannya bahan olok-olokan. Ketika di sekolah-sekolah kita, murid-murid tidak menghargai gurunya, guru dijadikan bahan pergunjingan muridnya, maka itu tanda ketidak barakahan ilmu yang didapat.

Comments

Popular posts from this blog

Memilih guru

Memilih guru Seorang penghapal Al Qur'an mutlak membutuhkan seorang guru. Hal tersebut agar sanad bacaannya dapat tersambung kepada Rasulullah. Selain itu, keberadaan seorang guru juga dapat meluruskan dari kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak disadari, seperti kesalahan harakat, kalimat yang terbalik, kurang, ataupun kesalahan yang lain. Seorang penghapal Al Qur'an seyogyanya tidak berganti-ganti guru, sehingga ia menyelesaikan hapalannya dengan baik. Untuk itu, sebelum melakukan proses menghapal, mengenal siapa guru kita merupakan hal yang sangat penting. Al Hakim sebagaimana disebutkan imam az zarnuji dalam kitab ta'limul muta'alim pernah berkata "jika kamu pergi ke bukhara, jangan terburu-buru untuk pergi (berguru) ke banyak imam. Cobalah tinggal disana barang dua bulan, hingga kamu memikirkan dan memilih seorang guru. Sebab, jika kamu sudah pergi belajar kepada seorang alim, dan kamu langsung belajar kepadanya, bisa jadi kamu tidak tertarik dengan pel...
2. Berdoa meminta hidayah Allah berfirman dalam Al Qur'an, di surat yang paling sering kita baca, dimana dalam madzhab syafii, maliki dan hambali dikatakan bahwa tidak sah solat seseorang kecuali membaca surat tersebut. Surat itu adalah surat Al fatihah. Surat yang disebutkan Rasulullah sebagai surat paling agung di dalam Al Qur'an. Surat dimana terdapat tujuh ayat yang diulang-ulang (as sabul matsani). Ahli ilmu menyebutkan surat al fatihah mempunyai kurang lebih 36 nama, yang diambil langsung dari hadis nabi, maupun ijtihad para ulama. Banyaknya nama yang dimiliki surat al fatihah, tidak lain menunjukkan betapa pentingnya surat tersebut.  Dalam tradisi arab, tidaklah sesuatu itu dianggap sangat penting, maupun sangat membahayakan, kecuali ia akan diberi nama sangat banyak. Seperti unta yang memiliki 6000 sebutan nama. Diantaranya yang disebutkan dalam AlQur'an adalah Ibil, naqah, jamal, Iir, Him, Anam, dan Bair, yang masing-masing nama mempunyai karakteristik t...